Baca selengkapnya
Judul : Dialog Rindu
Harga: Rp.53.000 (Harga PO)
Penulis : Silvia lestary
Penerbit : AT Press Lombok
Kontak Pemesanan: Bisa melalu akun FB At Press Lombok, bisa juga melalui akun Silvia Lestari selaku penulis.
Bisa juga melalui link WA di bawah ini :
https://wa.me/ 6282341605481
WA :085903153361
Format Pemesanan:
Ketik: DR_NAMA LENGKAP_ALAMAT LENGKAP_JUMLAH PESANAN
Harga: Rp.53.000 (Harga PO)
Penulis : Silvia lestary
Penerbit : AT Press Lombok
Kontak Pemesanan: Bisa melalu akun FB At Press Lombok, bisa juga melalui akun Silvia Lestari selaku penulis.
Bisa juga melalui link WA di bawah ini :
https://wa.me/
WA :085903153361
Format Pemesanan:
Ketik: DR_NAMA LENGKAP_ALAMAT LENGKAP_JUMLAH PESANAN
Blurb:
Salahkah aku, yang tetap meluangkan rindu pada jejak waktu yang terlintas pada jalur hidup?
Salahkah aku, yang meletakkan rindu pada hati yang tertambat sauh. Salahkah pula, bila aku telah diam-diam mencintaimu?
Salahkah aku, yang menyatukan cinta dalam seseduh diam?
_Salahkah?_
Menghitung detik terseru pada jemari waktu, yang menuju lorong angan dalam pentasbihan harapan.
Telah terikat, setali rindu dalam munajat tanpa sentuh dan tanpa lempar pandang. Nyata, kian meriak, pada kalbu memakna dzikir cinta, mengalunkan jajaran rasa berpayung keimanan.
_Biarkan sunyi menjadi saksi bisu_
“Rindu itu mengalir, bahkan akan mencipta seserak kisah pada hidup. Rindu itu tentang sebuah rasa yang bernano-nano, beribu rasanya. Bahkan akan bercampur dengan kegundahan. Wajar saja, jika ada sebuah harap yang terlukis oleh imaji kita. Harap untuk sebuah kerinduan yang memiliki akhir. Tak apa! Berharaplah! Asalkan masih pada rel kehakekatan pada-Nya, Tuhan Seluruh Alam. Karena sejatinya, hanya Dia pengatyr segala nada hidup.”
_Ilahi lebih pantas_
“Barangsiapa Cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan karena Allah, maka telah sempurna-lah iman(nya).” HR. Imam Ahmad
Salahkah aku, yang tetap meluangkan rindu pada jejak waktu yang terlintas pada jalur hidup?
Salahkah aku, yang meletakkan rindu pada hati yang tertambat sauh. Salahkah pula, bila aku telah diam-diam mencintaimu?
Salahkah aku, yang menyatukan cinta dalam seseduh diam?
_Salahkah?_
Menghitung detik terseru pada jemari waktu, yang menuju lorong angan dalam pentasbihan harapan.
Telah terikat, setali rindu dalam munajat tanpa sentuh dan tanpa lempar pandang. Nyata, kian meriak, pada kalbu memakna dzikir cinta, mengalunkan jajaran rasa berpayung keimanan.
_Biarkan sunyi menjadi saksi bisu_
“Rindu itu mengalir, bahkan akan mencipta seserak kisah pada hidup. Rindu itu tentang sebuah rasa yang bernano-nano, beribu rasanya. Bahkan akan bercampur dengan kegundahan. Wajar saja, jika ada sebuah harap yang terlukis oleh imaji kita. Harap untuk sebuah kerinduan yang memiliki akhir. Tak apa! Berharaplah! Asalkan masih pada rel kehakekatan pada-Nya, Tuhan Seluruh Alam. Karena sejatinya, hanya Dia pengatyr segala nada hidup.”
_Ilahi lebih pantas_
“Barangsiapa Cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan karena Allah, maka telah sempurna-lah iman(nya).” HR. Imam Ahmad
0 Reviews